Senin, 10 Desember 2012
Jumat, 07 September 2012
always loving you
Rasa sayangku padamu tiada batas
tidak seperti langit dan bumi
tak seperti lautan terputus oleh daratan
meski bumi akan hancur
rasa sayangku hanya padamu.
aku tak tahu
abagai mana aku mengatakanya ??
hati ini tak sanggup melihatmu acuh tak acuh
tak sadar hati ini menangis
apakah kau lupakan semua yang telah terjadi??
kebersamaan yang begitu indah
dimasa yang lalu telah berlalu
bagiku kau bagian hidupku
kau percaya dengan omongan itu??
kau berbeda denganku??
kau marah, benci, kesal!!
bahkan berpaling dariku
jika kau harus menghukumku
aku rela, ikhlas dan selalu teersenyum untukmu
asal kau selalu tahu...
aku akan selalu menyayangimu, selamanya... seumur hidupku.......
tidak seperti langit dan bumi
tak seperti lautan terputus oleh daratan
meski bumi akan hancur
rasa sayangku hanya padamu.
Karya Dhulur Loknyeng |
abagai mana aku mengatakanya ??
hati ini tak sanggup melihatmu acuh tak acuh
tak sadar hati ini menangis
apakah kau lupakan semua yang telah terjadi??
kebersamaan yang begitu indah
dimasa yang lalu telah berlalu
bagiku kau bagian hidupku
kau percaya dengan omongan itu??
kau berbeda denganku??
kau marah, benci, kesal!!
bahkan berpaling dariku
jika kau harus menghukumku
aku rela, ikhlas dan selalu teersenyum untukmu
asal kau selalu tahu...
aku akan selalu menyayangimu, selamanya... seumur hidupku.......
Rabu, 18 April 2012
Rabu, 11 April 2012
GADIS MATA MATA
karya: dhulur fakir (T 094 R)
komunitas seni (KOMSI)
KARAKTERISTIK TOKOH
Kapten
Pejuang
dengan wajah tegas berwibawa, berusia sekitar 30 tahun
Mata-mata
Anak
buah dari Kapten yang merupakan seorang mata-mata, berusia sekitar 20 tahun,
bertubuh mungil dan berwajah pribumi
Prajurit 1
Anak
buah dari Kapten, berusia sekitar 30 tahun yang merangkap jabatan sebagai wakil
dari kapten mereka
Prajurit 2
Anak buah dari kapten berusia
sekitar 25 tahun
Prajurit 3
Anak
buah dari kapten berusia sekitar 25 tahun, berwajah kugu tapi sok tahu, penlihatannya
agak kabur.
Jenderal
Belanda
Berkulit putih berwajah agak bule,
berperawakan kurus dan tinggi. Berusia sekitar 35 tahun
Teman wanita
Wanita
berumur 20 tahun, berwajah cantik dan berperilaku genit, merupakan teman wanita
dari jenderal Belanda untuk bersenang-senang.
Opsir belanda
Berperawaman
sedang, berumur sekitar 25 tahun, bertugas menjaga pos belanda
SEGMEN
1
Seorang lelaki terlihat sedih di depan sebuah makam, matanya
terlihat kosong termenung menyusuri perjalanan masa-masa silam, pikirannya
menjelajahi lorong-lorong waktu berpuluh tahun yang lalu saat dirinya masih
muda, saat dirinya bersama teman-teman seperjuangan bersimbah peluh dan darah
merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Lelaki itu adalah Mang Togar, seorang
veteran yang dulunya adalah salah satu pemimpin gerilya berpangkat Kolonel.
Di makam itulah terbaring seorang srikandi bangsa yang telah gugur
dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seorang perempuan yang harus
kehilangan nyawanya di usia muda, seorang srikandi yang harus merelakan masa
remajanya terenggut karena ikut bergerilya. Di makam itulah terbaring tenang
sealur cerita tentang sulitnya meraih kemerdekaan, sebuah kenangan yang terlalu
manis untuk dilupakan namun terlalu pahit untuk diditelan.
Nampak bulir-bulir air mata mengalir dari kelopak mata lelaki
tersebut, tak nampak lagi perangainya yang keras saat dia memimpin gerilya, tak
nampak lagi ketegasannya saat dirinya berteriak “merdeka”, jelas terlihat di
matanya mendung kesedihan sedang bermain menghadirkan elegi, menghadirkan
sejumput kegetiran yang terpaksa dia telan sendiri.
SEGMEN
2
Di sebuah hutan terlihat tiga orang pejuang tengah duduk melepas
lelah, baju mereka lusuh dan terlihat beberapa bagian tubuh mereka berbalut
perban. Salah satu dari mereka yang merupakan petugas medis terlihat tengah
sibuk membersihkan dan membalut luka-luka teman mereka.
Kopral 3 : (Bernyanyi) Satu-satu aku
sayang kamu, dua-dua juga cinta kamu, tiga-tiga kangen sama kamu, satu dua tiga
bohong semuanya.....
Kopral
1 : Buah
duku buah kopi, aduh kok lukaku perih
Kopral
2 : Buah
duku buah kelengkeng, lukaku juga perih ceng....
Kopral
3 : Buah
duku buah kelinci ......
Kopral
1 dan 2 (bersamaan) : Goblok... mana
ada buah kelinci
Mata-mata : Sudah-sudah kok dari kemarin
kerja kalian kok tengkar terus, cukup-cukup sekarang kalian istirahat aja, luka
kalian masih belum kering (sambil memebersihkan luka kopral 2).
Sejenak
suasana kembali tenang, selang tak lama suara kopral 1 tiba-tiba memecah
keheningan
Kopral 1 : mas kalau indonesia sudah
merdeka rencananya mas mau jadi apa? (sambil matanya menatap kopral 2)
Kopral 2 : (Sambil membersihkan senjata)
kalau keinginanku sih gak muluk-muluk, ku akan mengunjungi si ratih pacar ku
dulu waktu di desa, ku akan ajak dia kawin, tapi .... (matanya menerawang) orang
tuanya pastinya akan setuju menikahkan anaknya denganku, aku kan pejuang.
Kopral 1 : Kalau orangtuanya gak
setuju ?
Kopral 2 : Ya aku ajak dia kawin lari
Kopral 3 : (Menyeletuk) berarti kalau
kawin lari tuh begini kan ? (sambil bangkit) kobiltu nikahahe.....
(sambil berlari)
Kopral 1 dan 2 : (Bersamaan) bukan
begitu somplak, itu namanya kawin sambil berlari.
Kopral 3 :( Manggut-manggut)
Setelah lama terdiam
Kopral 2 : Kalau kamu mau jadi apa
setelah kita merdeka ? (sambil menatap kopral 1)
Kopral 1 : Sama mas ku juga akan
menikah, ku juga akan pulang ke desa, aku akan menemui pujaan hatiku, ku ingin
punya anak dan punya rumah kecil di sana, punya sawah yang lebar, isteri yang
cantik dan anak yang lucu, pasti kehidupanku akan bahagia (matanya
menerawang dan tersenyum sendiri), dia sangat cantik, matanya lembut kala
memandangku, rambutnya wangi, tingkahnya sopan, dan tutur katanya bagaikan
nyanyian bidadari kala senja. kira-kira .......... ada gak mas cewek yang kayak
gitu?, carikan dong ku kan sekarang lagi jomblo.
Kopral 2 : Yah capek deh, kirain kamu
udah punya calon isteri, ternyata masih jomblo
Kopral 3 : (menyeletuk sok tahu) wah
enak-enak tuh lagunya jomblo mas. Lestari alamku lestari desaku.........
(sambil bernyanyi)
Mata-mata : itu gombloh mas bukan jomblo.
Jomblo itu adalah nama band yang suka ngubah-ngubah lagu orang.
Kopral 1 dan 2 : (Bersamaan) itu
Teamlo rukmini...
Mata-mata : sejak kapan namaku jadi
rukmini...?
Kopral 1 dan 2 : (Berbarengan
sambil memandang kopral 3) kalau kamu mau jadi apa kalau kita sudah merdeka
...?
Kopral 3 : (Bangkit dan berjalan) kalau
kalian punya kekasih aku pun juga bisa seperti kalian, aku sebenarnya memiliki
kekasih di desa, dia wanita cantik (mengeluarkan foto uang di dompetnya), kala
aku memandang wajahnya, hatiku terasa teduh, jiwaku serasa runtuh tertancap
panah cintanya. Aku jadi terlupa pada hutang-hutangku, tapi ku jadi teringat
dengan apa aku akan membayarnya.
Kopral 1 dan 2 : Capek deh........
tapi terus-terus kayaknya asyik nih cerintanya
Kopral 3 : (meneruskan lamunannya) jika
suatu saat nanti aku bertemu dengan dia lagi, aku akan buatkan dia sebuah puisi
dan akan aku bacakan di depannya.
Kopral 1 : (semakin serius menyimak) wah
pasti romantis nih, gimana puisinya...?
Kopral 3 : (Membaca puisi) ada badai
menghadang...gempa mengguncang.........halilintar menyambar........ tsunami
menyerang......sebelum semuanya terlambat.....ku ingin mengatakan sesuatu sama
kamu.......ku mau bilang......ku mau bilang............lari goblok.....malah
asyik dengerin orang baca puisi
Di tengah asyik-asyiknya mereka ngobrol datanglah kapten mereka
dari balik rimbun pepohonan sambil tangannya menenteng senjata dan singkong.
Kapten : MERDEKA..........(sambil
mengacungkan tangan)
Serempak : MERDEKA..........
Kapten : Main anggar digigit
cupang, Kapten Togar mau datang .......he he
Kopral 3 : (Tidak mau kalah) Main
anggar digigit cupang, Kapten Togar malingnya kutang.......
Kapten : (Mendelik) kurang
ajar ....... mulai berani ya.....tak jewer nanti, sini-sini semua anak buahku
kumpul semua, aku punya cerita terbaru tentang pimpinan kompeni yang aku
dengar.
Serempak : Apa kap....
Kapten : Kap, kap, enak aja
manggil aku kap, emangnya aku minikap, KAPTEN, diingat ya KAPTEN......(sambil
mengeja)
Serempak : Siap Kapten..............
Kapten : Kap itu adalah atap
mobil, Ten itu adalah sepuluh, jadi artinya adalah sepuluh atap mobil.........
Serempak mereka tertawa seakan-akan terlupa pada rasa lelah setelah
bertempur melawan penjajah.
Kapten : tadi waktu aku main-main
ke bursa saham........
Kopral 1 : ceileh, kapten ada-ada
saja, mana ada jaman begini bursa saham...?
Kapten : (Melongo) itu loh yang
biasanya tempat orang-orang giling padi itu loh, yang bahasa belandanya adalah
“SELLEP”
Kopral 1 : itu bukan saham Kapten,
tapi itu SEKAM, kapten ini ada-ada aja.......jijay deh cin.....
Kapten : (Tidak mau kalah) yah....
anggaplah itu bursa sekam, kan Cuma beda-beda dikit ama bursa saham. Begini loh
ceritanya.....(mulai bercerita) lurah desa sebelah, Pak Sakur yang
berkhianat itu loh, kan anaknya menikah dengan Jenderal Yonas Van Der Fuck itu
loh, pimpinan tangsi Belanda yang di ujung kecamatan......ternyata baru sehari
menikah anaknya itu sudah bercerai.
Serempak : loh kok bisa, memang
kenapa....? (ingin tahu)
Kapten : ceritanya begini, kan si
jenderal tuh kehabisan stok celana dalam, celana dalamnya habis karena kotor
dipake berperang, dia sudah keliling pasar untuk beli celana dalam, tapi tidak
ada yang cukup untuk ukuran bule seperti dia, akhirnya sebelum malam pertama
itu si jenderal terpaksa buat celana dalam sendiri dari kantong bekas tepung
terigu, nah pas malam pertama waktu mau tidur dengan isteri barunya itu, si
isteri langsung semaput karena kaget dan frustasi. Karena pas di depan celana
dalam sang kapten ada tulisan “BERAT BERSIH 50 KG”
Serempak : Ha ....... Ha ....... Ha
....... Ha ....... Ha ....... Ha .......
Sang kapten akhirnya memerintahkan Mata-mata untuk menyusup ke
dalam markas Belanda menyamar menjadi tukang kue, dan menangkap jenderal
Belanda dengan cara memasukkan obat bius ke dalam kue jajaannya
SEGMENT 2
Di kamp milik tentara Belanda jam 19.00 WIB terlihat lengang, hanya
tampak dua orang serdadu asyik merokok di gardu jaga mereka, dalam ruangan
jenderal Yonas Van Der Fuck terlihat jenderal yang sedang mabuk tersebut asyik
berdansa dengan salah seorang wanita, alunan musik terdengar lembut mengalun.
Jenderal : (memandang pada teman
wanitanya) “Waktu mengandung dirimu dulu, ibumu
pasti ngidamnya kopi ya? Abis gara-gara kamu aku jadi susaaahh tidur…”
Teman wanita : (genit) ah
Jenderal nih bisa aja merayu .....ihiks ihiks, kalau Jenderal jadi Kupu-kupu
aku rela jadi bunganya, kalau jenderal jadi laut aku rela jadi ikannya, kalau
jemderal jadi malam aku rela jadi siangnya, kalau jenderal jadi monyet, aku
rela, sumpah aku rela jenderal.........
Jenderal : (dengan
nada mabuk) heh....hibur aku dong, ku sekarang lagi suntuk.
Teman Wanita : ok......gimana
kalau sekarang kita main tebak-tebakan aja jenderal...
Jenderal : ok
siapa takut...
Teman Wanita : ikan apa yang
gak bisa berenang hayo.....??
Jenderal : ikan
yang masih kecil.
Teman Wanita : salah...
Jenderal : nyerah
deh
Teman Wanita : jawabannya
dalah .....ikan goblok....masa berenang aja gak bisa
Jenderal : ok
sekarang giliranku, sepeda apa yang bisa ngakak
Teman Wanita : sepeda unta
Jenderal : salah......
Teman Wanita : sepeda balap
Jenderal : salah......
Teman Wanita : nyerah deh.......
Jenderal : sepeda
yang bisa tertawa tuh YAMAHA HAHAHAH....
Teman Wanita : kl itu aku
juga bisa jenderal, sepeda apa yang bisa ngikik
Jenderal : sepeda
apa ya? Nyerah deh
Teman Wanita : sepeda yang
bisa ngikik tuh SUZUKIKIKIKIKIKIK.....
Di tengah keasyikan
mereka bercengkerama muncullah Ratih yang merupakan mata-mata Republik, dia
datang membawa jajan dagangannya.
Mata-mata : kue kue
kue kue....beli kue menir, masih anget dan baru metik
Teman wanita : kamu itu
jualan kue apa jualan makalah sih kok dipetik
Jenderal : kalau
makalah bukan dipetik non, tapi diketik
Terjadi dialog tawar menawar
diantara mereka bertiga, akhirnya sang jenderal membeli kue yang dijual oleh
mata-mata, namun setelah jenderal memakan kue tersebut tiba-tiba sang jenderal dan
teman wanitanya merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan, karena memang di
dalam kue tersbut telah dibubuhi obat
penenang, akhirnya jenderal berhasil ditawan oleh mata-mata dan dibawa menuju
hutan tempat persembunyian para gerilya.
SEGMENT 3
Di markas pejuang terlihat keasyikan para pejuang menggunjing
jenderal Yonas Van Der Fuck, tiba-tiba muncullah seorang wanita mata-mata yang
menangkap jenderal Yonas Van Der Fuck, dirinya juga merupakan anak buah dari
Kapten Togar yaitu Ratna, dia membawa seorang tahanan perang yang tangannya
terikat. dan tidak lain adalah kapten Yonas Van Der Fuck yang tengah mereka
gunjingkan.
Mata-mata : MEKREDA.......
Kapten : Bukan MEKREDA
Supono.......tapi MERDEKA
Mata-mata : (melongo) sejak kapan namaku
jadi supono......
Kapten : sini aku ajari, MER.....
Mata-mata : MER.....
Kapten : DE.....
Mata-mata : DE.....
Kapten : KA.....
Mata-mata : KA..........
Kapten : MERDEKA
Mata-mata : MEKREDA.....
Kapten : Sotoy lu, sekarepmu
wes.......
Mata-mata : lapor kapten, saya berhasil
menangkap jenderal Belanda Yonas Van Der Fuck, laporan selesai
Kapten : bagus-bagus kamu telah
mencapai nilai terbaik di antara pejuang-pejuang yang lain, maka kamu akan
mendapat anugerah sebagai wisudawan terbaik tahun ini...
Mata-mata :
%#%&^%&$%^^&#&&*$*#
Tiba-tiba di tengah mereka merayakan tertangkapnya Jenderal Yonas
Van Der Fuck tiba-tiba dari radio milik mereka satu-satunya terdengar siaran
berita yang mengabarkan bahwasanya Bung Karno telah memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
Radio : Kreeeek.....
Kreeeek..... Kreeeek..... Kreeeek..... Kreeeek.....
Kapten : Ssssstt.... radio kita
berbunyi, diam semuanya....!! siapa tahu ada berita dari Pusat.
Radio : (Teks Proklamasi)........
Serempak : (Sambil berjoget) Hore.........kita
merdeka..... Hore.........kita merdeka..... Hore.........kita merdeka.....
Kapten : ayo kita semua kemasi
barang-barang kita, Indonesia telah merdeka, kita turun gunung sekarang juga,
jangan lupa bawa serta tahanan kita siapa tahu dia bisa kita tukar dengan
beras.
Dalam sekejap terlihat kesibukan di tengah-tengah mereka, semua
prajurit sibuk mengemasi barang-barang mereka, rasa letih dan lelah seakan
lenyap seketika, semua larut dalam kegembiraan mendengar berita bahwa Indonesia
telah merdeka. Suasana hati keriangan mereka membuat mereka lengah dan tidak
lagi mengawasi tahanan perang mereka, sehingga tanpa sepengetahuan mereka
Jenderal Yonas Van Der Fuck berhasil melepaskan tali yang mengikat di
tangannya, dan tiba-tiba mengambil sepucuk pistol dan menembakkannya ke arah Kapten Togar,
melihat hal itu Ratna yang berada di samping Kapten meloncat untuk melindungi
Kaptennya dari tembakan sehingga tubuh mungilnya yang terkena Tembakan jenderal
Belanda itu. Suasana yang semula gaduh karena kegembiraan berubah menjadi
gempar dan semua prajurit terlihat mencabut senapan masing-masning, hingga
suasana pun kembali tenang menyisakan kesunyian dan dua mayat yang terbujur
kaku bersimbah darah, yaitu mayat Ratna dan Mayat Jenderal Yonas Van Der Fuck.
Ratna : (sambil
tersengal-sengal) bang..... dadaku sakit sekali .... (sambil memegang
dadanya yang bersimbah darah)
Kapten : (sambil memeluk Ratna) Ratna
mengapa kau lakukan semua ini.........bertahanlah ratna sebentar lagi kita akan
turun gunung, kamu akan mendapatkan pengobatan...bertahanlah ratna
Ratna : (semakin tersengal-sengal)
aku tidak kuat bang, biarlah nyawaku yang hilang, asalkan nyawa abang bisa
selamat.
Kapten : jangan berkata begitu
Ratna, kamu harus bertahan, kamu tidak boleh mati Ratna, kita telah merdeka
(sambil terisak-isak)
Ratna : bang.... suatu
kehormatan bisa berjuang dengan abang, semenjak semua keluargaku tewas dibunuh
Belanda hanya abanglah yang slama ini bisa membuatku kembali menemukan semangat
hidup, di dekat abang aku merasa tenang, walaupun aku sadar kita tak akan
bernah menyatu, tapi tak apalah bang, ku simpan saja semua keinginan itu dalam
hati keciku bang........
Kapten : (semakin dalam dengan
tangisannya)
Ratna : “bang, sekarang aku bisa hidup tenang, tanpa harus keluar masuk hutan
lagi, sebab kini kemerdekaan telah menjadi milik kita semua, setelah ini aku
ingin memiliki rumah yang nyaman dan jauh dari desingan peluru, jika esok kita
jauh jangan lupa engkau untuk mengunjungi rumahku ya bang !” (menutup mata
untuk selama-lamanya)
Kapten : (berteriak) Ratna.................................................
Kurang
lebih begitulah kata-kata terakhir Ratna, sebelum dia pergi meninggalkan semua,
kata-kata yang sampai saat inipun masih terngiang dengan jelas di gendang
telinga. Ternyata perkataannya itu benar, kini dia tak perlu lagi keluar
masuk hutan dan kini rumahnya jauh dari desingan peluru.
Segment
4
Sampai
detik ini kapten Togar selalu menepati janjinya pada Ratna, setiap tanggal
kelahiran dan kematian Ratna, dia selalu menyempatkan diri untuk menziarahi
makamnya. Seperti terlihat pada hari ini di depan kuburan ratna dia terlihat
sedang duduk merunduk, hatinya seakan hancur berkeping-keping jika mengingat
gadis itu.
Walaupun kini bangsa Indonesia telah benar-benar merdeka
namun hatinya tidak pernah
merasa merdeka, sebab hingga detik ini jiwa dan semangat Ratna masih terbayang jelas dipelupuk mata.
Langganan:
Postingan (Atom)