Rabu, 11 April 2012

GADIS MATA MATA



karya: dhulur fakir (T 094 R)
komunitas seni (KOMSI) 


KARAKTERISTIK TOKOH
Kapten          
Pejuang dengan wajah tegas berwibawa, berusia sekitar 30 tahun
Mata-mata
Anak buah dari Kapten yang merupakan seorang mata-mata, berusia sekitar 20 tahun, bertubuh mungil dan berwajah pribumi
Prajurit 1
Anak buah dari Kapten, berusia sekitar 30 tahun yang merangkap jabatan sebagai wakil dari kapten mereka
Prajurit 2
Anak buah dari kapten berusia sekitar 25 tahun
Prajurit 3
Anak buah dari kapten berusia sekitar 25 tahun, berwajah kugu tapi sok tahu, penlihatannya agak kabur.
Jenderal Belanda
Berkulit putih berwajah agak bule, berperawakan kurus dan tinggi. Berusia sekitar 35 tahun
Teman wanita
Wanita berumur 20 tahun, berwajah cantik dan berperilaku genit, merupakan teman wanita dari jenderal Belanda untuk bersenang-senang.
Opsir belanda
Berperawaman sedang, berumur sekitar 25 tahun, bertugas menjaga pos belanda







SEGMEN 1
Seorang lelaki terlihat sedih di depan sebuah makam, matanya terlihat kosong termenung menyusuri perjalanan masa-masa silam, pikirannya menjelajahi lorong-lorong waktu berpuluh tahun yang lalu saat dirinya masih muda, saat dirinya bersama teman-teman seperjuangan bersimbah peluh dan darah merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Lelaki itu adalah Mang Togar, seorang veteran yang dulunya adalah salah satu pemimpin gerilya berpangkat Kolonel.
Di makam itulah terbaring seorang srikandi bangsa yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seorang perempuan yang harus kehilangan nyawanya di usia muda, seorang srikandi yang harus merelakan masa remajanya terenggut karena ikut bergerilya. Di makam itulah terbaring tenang sealur cerita tentang sulitnya meraih kemerdekaan, sebuah kenangan yang terlalu manis untuk dilupakan namun terlalu pahit untuk diditelan.
Nampak bulir-bulir air mata mengalir dari kelopak mata lelaki tersebut, tak nampak lagi perangainya yang keras saat dia memimpin gerilya, tak nampak lagi ketegasannya saat dirinya berteriak “merdeka”, jelas terlihat di matanya mendung kesedihan sedang bermain menghadirkan elegi, menghadirkan sejumput kegetiran yang terpaksa dia telan sendiri.


















SEGMEN 2
Di sebuah hutan terlihat tiga orang pejuang tengah duduk melepas lelah, baju mereka lusuh dan terlihat beberapa bagian tubuh mereka berbalut perban. Salah satu dari mereka yang merupakan petugas medis terlihat tengah sibuk membersihkan dan membalut luka-luka teman mereka.
Kopral 3                                      : (Bernyanyi) Satu-satu aku sayang kamu, dua-dua juga cinta kamu, tiga-tiga kangen sama kamu, satu dua tiga bohong semuanya.....
Kopral 1                                  : Buah duku buah kopi, aduh kok lukaku perih
Kopral 2                                  : Buah duku buah kelengkeng, lukaku juga perih ceng....
Kopral 3                                  : Buah duku buah kelinci ......
Kopral 1 dan 2 (bersamaan)    : Goblok... mana ada buah kelinci
Mata-mata                                   : Sudah-sudah kok dari kemarin kerja kalian kok tengkar terus, cukup-cukup sekarang kalian istirahat aja, luka kalian masih belum kering (sambil memebersihkan luka kopral 2).
Sejenak suasana kembali tenang, selang tak lama suara kopral 1 tiba-tiba memecah keheningan
Kopral 1                                      : mas kalau indonesia sudah merdeka rencananya mas mau jadi apa? (sambil matanya menatap kopral 2)
Kopral 2                                      : (Sambil membersihkan senjata) kalau keinginanku sih gak muluk-muluk, ku akan mengunjungi si ratih pacar ku dulu waktu di desa, ku akan ajak dia kawin, tapi .... (matanya menerawang) orang tuanya pastinya akan setuju menikahkan anaknya denganku, aku kan pejuang.
Kopral 1                                      : Kalau orangtuanya gak setuju ?
Kopral 2                                      : Ya aku ajak dia kawin lari
Kopral 3                                      : (Menyeletuk) berarti kalau kawin lari tuh begini kan ? (sambil bangkit) kobiltu nikahahe..... (sambil berlari)
Kopral 1 dan 2                            : (Bersamaan) bukan begitu somplak, itu namanya kawin sambil berlari.
Kopral 3                                      :( Manggut-manggut)
Setelah lama terdiam
Kopral 2                                      : Kalau kamu mau jadi apa setelah kita merdeka ? (sambil menatap kopral 1)
Kopral 1                                      : Sama mas ku juga akan menikah, ku juga akan pulang ke desa, aku akan menemui pujaan hatiku, ku ingin punya anak dan punya rumah kecil di sana, punya sawah yang lebar, isteri yang cantik dan anak yang lucu, pasti kehidupanku akan bahagia (matanya menerawang dan tersenyum sendiri), dia sangat cantik, matanya lembut kala memandangku, rambutnya wangi, tingkahnya sopan, dan tutur katanya bagaikan nyanyian bidadari kala senja. kira-kira .......... ada gak mas cewek yang kayak gitu?, carikan dong ku kan sekarang lagi jomblo.
Kopral 2                                      : Yah capek deh, kirain kamu udah punya calon isteri, ternyata masih jomblo
Kopral 3                                      : (menyeletuk sok tahu) wah enak-enak tuh lagunya jomblo mas. Lestari alamku lestari desaku......... (sambil bernyanyi)
Mata-mata                                   : itu gombloh mas bukan jomblo. Jomblo itu adalah nama band yang suka ngubah-ngubah lagu orang.
Kopral 1 dan 2                            : (Bersamaan) itu Teamlo rukmini...
Mata-mata                                   : sejak kapan namaku jadi rukmini...?
Kopral 1 dan 2                            : (Berbarengan sambil memandang kopral 3) kalau kamu mau jadi apa kalau kita sudah merdeka ...?
Kopral 3                                      : (Bangkit dan berjalan) kalau kalian punya kekasih aku pun juga bisa seperti kalian, aku sebenarnya memiliki kekasih di desa, dia wanita cantik (mengeluarkan foto uang di dompetnya), kala aku memandang wajahnya, hatiku terasa teduh, jiwaku serasa runtuh tertancap panah cintanya. Aku jadi terlupa pada hutang-hutangku, tapi ku jadi teringat dengan apa aku akan membayarnya.
Kopral 1 dan 2                            : Capek deh........ tapi terus-terus kayaknya asyik nih cerintanya
Kopral 3                                      : (meneruskan lamunannya) jika suatu saat nanti aku bertemu dengan dia lagi, aku akan buatkan dia sebuah puisi dan akan aku bacakan di depannya.
Kopral 1                                      : (semakin serius menyimak) wah pasti romantis nih, gimana puisinya...?
Kopral 3                                      : (Membaca puisi) ada badai menghadang...gempa mengguncang.........halilintar menyambar........ tsunami menyerang......sebelum semuanya terlambat.....ku ingin mengatakan sesuatu sama kamu.......ku mau bilang......ku mau bilang............lari goblok.....malah asyik dengerin orang baca puisi


Di tengah asyik-asyiknya mereka ngobrol datanglah kapten mereka dari balik rimbun pepohonan sambil tangannya menenteng senjata dan singkong.
Kapten                                        : MERDEKA..........(sambil mengacungkan tangan)
Serempak                                    : MERDEKA..........
Kapten                                        : Main anggar digigit cupang, Kapten Togar mau datang .......he he
Kopral 3                                      : (Tidak mau kalah) Main anggar digigit cupang, Kapten Togar malingnya kutang.......
Kapten                                        : (Mendelik) kurang ajar ....... mulai berani ya.....tak jewer nanti, sini-sini semua anak buahku kumpul semua, aku punya cerita terbaru tentang pimpinan kompeni yang aku dengar.
Serempak                                    : Apa kap....
Kapten                                        : Kap, kap, enak aja manggil aku kap, emangnya aku minikap, KAPTEN, diingat ya KAPTEN......(sambil mengeja)
Serempak                                    : Siap Kapten..............
Kapten                                        : Kap itu adalah atap mobil, Ten itu adalah sepuluh, jadi artinya adalah sepuluh atap mobil.........
Serempak mereka tertawa seakan-akan terlupa pada rasa lelah setelah bertempur melawan penjajah.
Kapten                                        : tadi waktu aku main-main ke bursa saham........
Kopral 1                                      : ceileh, kapten ada-ada saja, mana ada jaman begini bursa saham...?
Kapten                                        : (Melongo) itu loh yang biasanya tempat orang-orang giling padi itu loh, yang bahasa belandanya adalah “SELLEP”
Kopral 1                                      : itu bukan saham Kapten, tapi itu SEKAM, kapten ini ada-ada aja.......jijay deh cin.....
Kapten                                        : (Tidak mau kalah) yah.... anggaplah itu bursa sekam, kan Cuma beda-beda dikit ama bursa saham. Begini loh ceritanya.....(mulai bercerita) lurah desa sebelah, Pak Sakur yang berkhianat itu loh, kan anaknya menikah dengan Jenderal Yonas Van Der Fuck itu loh, pimpinan tangsi Belanda yang di ujung kecamatan......ternyata baru sehari menikah anaknya itu sudah bercerai.
Serempak                                    : loh kok bisa, memang kenapa....? (ingin tahu)
Kapten                                        : ceritanya begini, kan si jenderal tuh kehabisan stok celana dalam, celana dalamnya habis karena kotor dipake berperang, dia sudah keliling pasar untuk beli celana dalam, tapi tidak ada yang cukup untuk ukuran bule seperti dia, akhirnya sebelum malam pertama itu si jenderal terpaksa buat celana dalam sendiri dari kantong bekas tepung terigu, nah pas malam pertama waktu mau tidur dengan isteri barunya itu, si isteri langsung semaput karena kaget dan frustasi. Karena pas di depan celana dalam sang kapten ada tulisan “BERAT BERSIH 50 KG”
Serempak                                    : Ha ....... Ha ....... Ha ....... Ha ....... Ha ....... Ha .......
Sang kapten akhirnya memerintahkan Mata-mata untuk menyusup ke dalam markas Belanda menyamar menjadi tukang kue, dan menangkap jenderal Belanda dengan cara memasukkan obat bius ke dalam kue jajaannya






















SEGMENT 2
Di kamp milik tentara Belanda jam 19.00 WIB terlihat lengang, hanya tampak dua orang serdadu asyik merokok di gardu jaga mereka, dalam ruangan jenderal Yonas Van Der Fuck terlihat jenderal yang sedang mabuk tersebut asyik berdansa dengan salah seorang wanita, alunan musik terdengar lembut mengalun.
Jenderal                                       : (memandang pada teman wanitanya) “Waktu mengandung dirimu dulu, ibumu pasti ngidamnya kopi ya? Abis gara-gara kamu aku jadi susaaahh tidur…” 
Teman wanita                              : (genit) ah Jenderal nih bisa aja merayu .....ihiks ihiks, kalau Jenderal jadi Kupu-kupu aku rela jadi bunganya, kalau jenderal jadi laut aku rela jadi ikannya, kalau jemderal jadi malam aku rela jadi siangnya, kalau jenderal jadi monyet, aku rela, sumpah aku rela jenderal.........
Jenderal                                       : (dengan nada mabuk) heh....hibur aku dong, ku sekarang lagi suntuk.
Teman Wanita                             : ok......gimana kalau sekarang kita main tebak-tebakan aja jenderal...
Jenderal                                       : ok siapa takut...
Teman Wanita                             : ikan apa yang gak bisa berenang hayo.....??
Jenderal                                       : ikan yang masih kecil.
Teman Wanita                             : salah...
Jenderal                                       : nyerah deh
Teman Wanita                             : jawabannya dalah .....ikan goblok....masa berenang aja gak bisa
Jenderal                                       : ok sekarang giliranku, sepeda apa yang bisa ngakak
Teman Wanita                             : sepeda unta
Jenderal                                       : salah......
Teman Wanita                             : sepeda balap
Jenderal                                       : salah......
Teman Wanita                             : nyerah deh.......
Jenderal                                       : sepeda yang bisa tertawa tuh YAMAHA   HAHAHAH....
Teman Wanita                             : kl itu aku juga bisa jenderal, sepeda apa yang bisa ngikik
Jenderal                                       : sepeda apa ya? Nyerah deh
Teman Wanita                             : sepeda yang bisa ngikik tuh SUZUKIKIKIKIKIKIK.....
Di tengah keasyikan mereka bercengkerama muncullah Ratih yang merupakan mata-mata Republik, dia datang membawa jajan dagangannya.
Mata-mata                                   : kue kue kue kue....beli kue menir, masih anget dan baru metik
Teman wanita                              : kamu itu jualan kue apa jualan makalah sih kok dipetik
Jenderal                                       : kalau makalah bukan dipetik non, tapi diketik
Terjadi dialog tawar menawar diantara mereka bertiga, akhirnya sang jenderal membeli kue yang dijual oleh mata-mata, namun setelah jenderal memakan kue tersebut tiba-tiba sang jenderal dan teman wanitanya merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan, karena memang di dalam kue tersbut telah dibubuhi obat penenang, akhirnya jenderal berhasil ditawan oleh mata-mata dan dibawa menuju hutan tempat persembunyian para gerilya.





















SEGMENT 3
Di markas pejuang terlihat keasyikan para pejuang menggunjing jenderal Yonas Van Der Fuck, tiba-tiba muncullah seorang wanita mata-mata yang menangkap jenderal Yonas Van Der Fuck, dirinya juga merupakan anak buah dari Kapten Togar yaitu Ratna, dia membawa seorang tahanan perang yang tangannya terikat. dan tidak lain adalah kapten Yonas Van Der Fuck yang tengah mereka gunjingkan.
Mata-mata                                   : MEKREDA.......
Kapten                                        : Bukan MEKREDA Supono.......tapi MERDEKA
Mata-mata                                   : (melongo) sejak kapan namaku jadi supono......
Kapten                                        : sini aku ajari, MER.....
Mata-mata                                   : MER.....
Kapten                                        : DE.....
Mata-mata                                   : DE.....
Kapten                                        : KA.....
Mata-mata                                   : KA..........
Kapten                                        : MERDEKA
Mata-mata                                   : MEKREDA.....
Kapten                                        : Sotoy lu, sekarepmu wes.......
Mata-mata                                   : lapor kapten, saya berhasil menangkap jenderal Belanda Yonas Van Der Fuck, laporan selesai
Kapten                                        : bagus-bagus kamu telah mencapai nilai terbaik di antara pejuang-pejuang yang lain, maka kamu akan mendapat anugerah sebagai wisudawan terbaik tahun ini...
Mata-mata                                   : %#%&^%&$%^^&#&&*$*#
Tiba-tiba di tengah mereka merayakan tertangkapnya Jenderal Yonas Van Der Fuck tiba-tiba dari radio milik mereka satu-satunya terdengar siaran berita yang mengabarkan bahwasanya Bung Karno telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
Radio                                          : Kreeeek..... Kreeeek..... Kreeeek..... Kreeeek..... Kreeeek.....
Kapten                                        : Ssssstt.... radio kita berbunyi, diam semuanya....!! siapa tahu ada berita dari Pusat.
Radio                                          : (Teks Proklamasi)........
Serempak                                    : (Sambil berjoget) Hore.........kita merdeka..... Hore.........kita merdeka..... Hore.........kita merdeka.....
Kapten                                        : ayo kita semua kemasi barang-barang kita, Indonesia telah merdeka, kita turun gunung sekarang juga, jangan lupa bawa serta tahanan kita siapa tahu dia bisa kita tukar dengan beras.
Dalam sekejap terlihat kesibukan di tengah-tengah mereka, semua prajurit sibuk mengemasi barang-barang mereka, rasa letih dan lelah seakan lenyap seketika, semua larut dalam kegembiraan mendengar berita bahwa Indonesia telah merdeka. Suasana hati keriangan mereka membuat mereka lengah dan tidak lagi mengawasi tahanan perang mereka, sehingga tanpa sepengetahuan mereka Jenderal Yonas Van Der Fuck berhasil melepaskan tali yang mengikat di tangannya, dan tiba-tiba mengambil sepucuk pistol  dan menembakkannya ke arah Kapten Togar, melihat hal itu Ratna yang berada di samping Kapten meloncat untuk melindungi Kaptennya dari tembakan sehingga tubuh mungilnya yang terkena Tembakan jenderal Belanda itu. Suasana yang semula gaduh karena kegembiraan berubah menjadi gempar dan semua prajurit terlihat mencabut senapan masing-masning, hingga suasana pun kembali tenang menyisakan kesunyian dan dua mayat yang terbujur kaku bersimbah darah, yaitu mayat Ratna dan Mayat Jenderal Yonas Van Der Fuck.
Ratna                                           : (sambil tersengal-sengal) bang..... dadaku sakit sekali .... (sambil memegang dadanya yang bersimbah darah)
Kapten                                        : (sambil memeluk Ratna) Ratna mengapa kau lakukan semua ini.........bertahanlah ratna sebentar lagi kita akan turun gunung, kamu akan mendapatkan pengobatan...bertahanlah ratna
Ratna                                           : (semakin tersengal-sengal) aku tidak kuat bang, biarlah nyawaku yang hilang, asalkan nyawa abang bisa selamat.
Kapten                                        : jangan berkata begitu Ratna, kamu harus bertahan, kamu tidak boleh mati Ratna, kita telah merdeka (sambil terisak-isak)
Ratna                                           : bang.... suatu kehormatan bisa berjuang dengan abang, semenjak semua keluargaku tewas dibunuh Belanda hanya abanglah yang slama ini bisa membuatku kembali menemukan semangat hidup, di dekat abang aku merasa tenang, walaupun aku sadar kita tak akan bernah menyatu, tapi tak apalah bang, ku simpan saja semua keinginan itu dalam hati keciku bang........
Kapten                                        : (semakin dalam dengan tangisannya)
Ratna                                           : bang, sekarang aku bisa hidup tenang, tanpa harus keluar masuk hutan lagi, sebab kini kemerdekaan telah menjadi milik kita semua, setelah ini aku ingin memiliki rumah yang nyaman dan jauh dari desingan peluru, jika esok kita jauh jangan lupa engkau untuk mengunjungi rumahku ya bang !” (menutup mata untuk selama-lamanya)
Kapten                                        : (berteriak) Ratna.................................................
Kurang lebih begitulah kata-kata terakhir Ratna, sebelum dia pergi meninggalkan semua, kata-kata yang sampai saat inipun masih terngiang dengan jelas di gendang telinga. Ternyata perkataannya itu benar, kini dia tak perlu lagi keluar masuk hutan dan kini rumahnya jauh dari desingan peluru.





















Segment 4
Sampai detik ini kapten Togar selalu menepati janjinya pada Ratna, setiap tanggal kelahiran dan kematian Ratna, dia selalu menyempatkan diri untuk menziarahi makamnya. Seperti terlihat pada hari ini di depan kuburan ratna dia terlihat sedang duduk merunduk, hatinya seakan hancur berkeping-keping jika mengingat gadis itu.
Walaupun kini bangsa Indonesia telah benar-benar merdeka namun hatinya tidak pernah merasa merdeka, sebab hingga detik ini jiwa dan semangat Ratna masih terbayang jelas dipelupuk mata.